Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 telah memutuskan untuk menunda pencantuman daftar persyaratan SNMPTN 2014. Setelah diperbaiki, daftar persyaratan akan kembali diunggah pada Senin, 17 Maret 2014 nanti. Panitia pun meminta maaf terkait adanya kekeliruan.
Demikian keterangan yang tertulis pada rilis dari panitia SNMPTN 2014 yang disampaikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), seperti di Universitas Sebelas Maret (UNS). Menurut Rektor UNS, Ravik Karsidi, Kamis (13/3/2014), rilis tersebut ditandatangani oleh Ketua Panitia SNMPTN 2014, Ganjar Kurnia, dan Sekretaris Panitia SNMPTN 2014, Triyogie.
Pernyataan dari Panitia SNMPTN 2014 dibuat sehubungan dengan adanya pandangan dari sejumlah pihak yang menilai bahwa SNMPTN 2014 diskriminatif, khususnya bagi disabilitas. Melalui rilis tersebut, Panitia SNMPTN 2014 meminta maaf kepada disabilitas di seluruh Indonesia atas kekeliruan pencantuman persyaratan SNMPTN.
Disampaikan bahwa persyaratan yang tercantum dalam laman SNMPTN 2014 berasal dari masing-masing PTN sesuai dengan berbagai pertimbangan. Terutama terkait dengan kesiapan penyelenggaraan pendidikan pada PTN yang bersangkutan. Panitia SNMPTN 2014 tidak bermaksud melakukan diskriminasi dalam proses seleksi untuk diterima pada program studi tertentu dengan penerapan sejumlah persyaratan, termasuk syarat bebas dari ketunaan. Sebab faktanya selama ini di berbagai PTN terdapat mahasiswa dengan berbagai ketunaan tetapi meraih prestasi baik.
Panitia SNMPTN 2014 mengatakan sejak menerima pertanyaan tentang hal tersebut pada Jumat (7/3/2014) sore, mereka segera berkomunikasi dengan pimpinan PTN. Panitia meminta agar setiap PTN memeriksa persyaratan yang tercantum dalam laman tersebut dan melaporkan hasilnya sesegera mungkin. Ternyata memang terjadi banyak perbedaan, antara dokumen yang berisi daftar persyaratan untuk setiap program studi pada masing-masing PTN, dengan daftar persyaratan yang tercantum di laman Panitia SNMPTN.
Saat ini Panitia SNMPTN 2014 pun sedang melakukan penelaahan terhadap kemungkinan adanya kekeliruan dalam mengunggah daftar persyaratan tersebut. Akhirnya panitia memutuskan untuk menunda pencantuman daftar persyaratan SNMPTN 2014.
Di sisi lain, Ravik menyampaikan SNMPTN sama sekali tidak bermaksud untuk menghalangi aksesibilitas masyarakat difabel untuk bisa menjangkau atau mengikuti seleksi SNMPTN.
“Hanya, pada beberapa prodi sengaja dituliskan bebeberapa syarat seperti yang saat ini diperdebatkan. Tapi jangan digeneralisir,” ujar dia saat ditemui wartawan, Kamis. Menurutnya, munculnya syarat-syarat tersebut adalah dalam rangka untuk melindungi hak profesi mahasiswa ke depan. Dicontohkan Ravik, seorang tuna netra, low vision maupun buta warna, akan menjadi terhalang ketika mereka menjadi analis kimia.
“Begitu juga untuk menjadi humas ada tes juga, ketika memiliki gangguan untuk berbicara, maka sebaiknya bisa mengambil jurusan lain,” tambah Ravik.
Diakui Ravik, saat ini aksesibilitas gedung di UNS belum cukup memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat difabel. Namun begitu dia menegaskan, secara bertahap, UNS terus bergerak untuk memenuhi hal tersebut.
“Misalnya saat tes calon mahasiswa dari tuna netra kok belum menggunakan braile, ya itu salah satu yang menjadi otokritik kami,” ujar dia. Tapi menurutnya kondisi tersebut tidak berarti menutup kesempatan. Sebab sudah ada solusi, yaitu dengan mendikte soal kepada calon mahasiswa tuna netra.
Ravik juga mengatakan, ketika ada mahasiswa berkebutuhan khusus yang diterima di perguruan tinggi, maka sudah menjadi kewajiban perguruan tinggi tersebut untuk melengkapi kebutuhan mereka. “Kesiapan UNS untuk menerima mahasiswa berkebutuhan khusus, dalam leaflet SPMB UNS sudah eksplisit tertulis. Bahwa bagi mahasiswa berkebutuhan khusus dan diterima di UNS akan diberikan pendampingan selama perkuliahan jika diperlukan,” tegas Ravik. Menurutnya, saat ini UNS memiliki 3 tuna netra.
Source : Solopos.com
No comments:
Post a Comment