JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perguruan tinggi negeri akan menaikkan daya tampung mahasiswa baru pada tahun akademik 2013/2014. Meski demikian, kenaikan ini maksimal 10 persen dari daya tampung sebelumnya.
Universitas Indonesia, misalnya, akan menaikkan daya tampung mahasiswa baru dengan membuka program studi baru Ekonomi Islam. ”Jumlah kursi yang tersedia 40 orang,”
kata Pelaksana Harian Rektor UI Muhammad Anis di Jakarta, Selasa (5/3). Saat ini, jumlah mahasiswa baru S-1 di UI sekitar 4.500 orang setiap tahun.Universitas Indonesia, misalnya, akan menaikkan daya tampung mahasiswa baru dengan membuka program studi baru Ekonomi Islam. ”Jumlah kursi yang tersedia 40 orang,”
Anis mengatakan, penerimaan mahasiswa baru di UI mengikuti ketentuan nasional. Sebanyak 50 persen lewat jalur undangan atau jalur prestasi Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN), 30 persen lewat ujian tulis Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), serta dan 20 persen lainnya lewat Seleksi Masuk (Simak) UI.
Rasio dosen-mahasiswa
Pembantu Rektor I Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Yedi Sumaryadi mengatakan, jumlah penerimaan mahasiswa baru di kampusnya masih berkisar 4.000 orang. Calon mahasiswa baru akan diterima lewat tiga jalur masuk yang umumnya berlaku di PTN.
Menurut Yedi, kampusnya harus mempertimbangkan beberapa hal terkait penambahan daya tampung, terutama rasio dosen dan mahasiswa. Untuk program eksakta, rasio dosen dan mahasiswa idealnya 1 : 20, sedangkan di program sosial 1 : 30.
Sunardi, Rektor Universitas Mataram, mengatakan, peningkatan daya tampung mahasiswa baru di kampusnya terjadi setiap tahun. Hal ini seiring dengan semakin tingginya minat masyarakat masuk PTN.
”Daya tampung kami tingkatkan hingga 5.000 mahasiswa baru, termasuk yang nonreguler di sore hari,” jelas Sunardi.
Menurut Sunardi, penambahan tidak bisa besar-besaran. Kenaikan sekitar 10 persen tiap tahun dinilai masih bisa dipenuhi.
”Peminat terus meningkat. Tetapi kami juga harus mempertimbangkan masih terbatasnya ruang kuliah dan juga tenaga pengajar,” ujar Sunardi.
Terkait jalur masuk, banyak perguruan tinggi negeri yang tetap mempertahankan seleksi mandiri. Yedi dan Sunardi mengatakan, seleksi mandiri dibutuhkan untuk mengakomodasi putra daerah. (ELN)
No comments:
Post a Comment