Tari Baris Massal merupakan bentuk karya seni tari kelom pok dari Bali. Selama memperagakannya, posisi para penari selalu berubahubah membuat berbagai macam bentuk. Gambar 1 menunjukkan posisi para penari yang membentuk segitiga. Segitiga merupakan contoh bentuk pola lantai pada karya seni tari.
Apakah yang dimaksud dengan pola lantai? Bagaimana pola lantai dalam karya tari nusantara? Kita akan mempelajari nya pada uraian berikut.
A. Makna Pola Lantai
Pola lantai sangat mendukung penyajian suatu karya tari. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan pola lantai? Perhatikan uraian mengenai pola lantai berikut.
1. Garis yang Dilalui oleh Penari
Garis yang dilalui oleh penari pada saat melakukan gerak tari disebut pola lantai. Selain itu, pola lantai juga merupakan garis yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Gambar 2 menunjukkan garis lurus ke depan yang dilalui oleh penari. Gambar 3 menunjukkan garis horisontal yang dibuat oleh tiga penari. Hal inilah yang dimaksud formasi penari kelompok.
Gambar 2 (kiri)
Garis di lantai yang dilalui seorang penari
Gambar 3 (kanan)
Garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok
2. Pola Garis Dasar
Pada dasarnya ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memberikan kesan sederhana tapi kuat. Sebaliknya, garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah. Perhatikan Gambar 4 dan Gambar 5. Dari bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya horisontal, diagonal, garis lurus ke depan, zig-zag, segitiga, segi empat, dan segi lima. Dari bentuk pola garis lengkung dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke depan, dan garis lengkung ke belakang.
Gambar 4 (kiri)
Berbagai bentuk pola lantai garis lurus
Gambar 5 (kanan)
Berbagai bentuk pola lantai garis lengkung
B. Pola Lantai Gerak Tari Nusantara
Koreografi merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut pengetahuan tentang penyusunan tari atau hasil susunan tari. Pengerti an koreografi secara sederhana yaitu hasil susunan gerak-gerak tari menjadi sebuah karya tari. Berdasarkan bentuk koreografinya, tari di Indonesia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru.
1. Tari Rakyat
Tari rakyat yaitu tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat jelata. Tari rakyat sangat sederhana, kurang memperhatikan norma-norma keindahan, dan tidak memiliki bentuk yang standar. Gerak-gerak tari rakyat sangat sederhana sebab lebih mementingkan keya kinan. Sebagai contoh tari Ana Ule dari Flores seperti pada Gambar 6.
Tari Ana Ule merupakan tarian harapan masyarakat dusun Moni, Flores. Melalui tarian tersebut masyarakat berharap dan yakin padi yang ditanam tumbuh subur dan terhindar dari gangguan burung dan tikus.
2. Tari Klasik
Tari klasik merupakan karya tari yang sangat memperhatikan keindahan. Tari klasik dipelihara de ngan baik di istana raja-raja dan di kalangan bangsawan. Gerak-gerak tari klasik sudah mempunyai aturan tertentu dan tidak boleh dilanggar. Perhatikan contoh tari klasik pada gambar berikut.
Tari Srimpi pada gambar di atas merupakan contoh tari klasik. Tari Srimpi dibawakan oleh empat orang penari putri dengan postur tubuh dan raut wajah sama, sehingga terkesan sebagai tarian halus yang ditarikan oleh empat wanita kembar. Gerak-gerak tari Srimpi menggu nakan teknik gerak tari putri gaya Surakarta yang halus dan lembut.
3. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru juga sering disebut tari modern. Gerak-gerak dalam tari kreasi baru sangat bervariasi. Perhatikan contoh tari kreasi baru pada gambar berikut.
Gambar 8
Tari Geol Saliter termasuk tari kreasi baru
Tari Geol Saliter pada Gambar 8 merupakan tari kreasi baru hasil karya tari Umi Krismi narti, seniman asal Yogyakarta. Tari ini menggambar kan seorang remaja putri yang sedang mencari identitas diri sebagai pedoman hidupnya. Pencarian itu dijalani dengan rasa senang dan gembira. Gerak-gerak tarinya merupakan perpaduan dari tari gaya yogyakarta dan jawa barat. Instrumen pengiringnya yaitu gamelan jawa dengan melodi sunda.
Dengan adanya bermacam-macam bentuk karya tari maka bentuk pola lantainya pun bermacam-macam. Bentuk pola lantai karya tari yang satu berbeda dengan bentuk pola lantai karya tari yang lain. Selain bentuknya yang berbeda, ada pola lantai yang mempunyai maksud dan ada juga yang tidak mempunyai maksud. Pola lantai yang mempunyai maksud lebih banyak ada dalam tari-tarian klasik. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika pola lantai dalam tari kreasi baru dan tari rakyat juga mempunyai maksud. Perhatikan bentuk pola lantai dalam dua karya tari yang berbeda berikut.
Gambar 9
Tari Jaran Kepang dengan bentuk pola lantai garis horisontal
Gambar 10
Tari Bedhaya dengan bentuk pola lantai rakit lajur
Kedua karya tari pada Gambar 9 dan Gambar 10 merupakan karya tari yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Tari Jaran Kepang berdasarkan bentuk koreografi termasuk dalam jenis tari rakyat, sedangkan tari Bedhaya termasuk dalam jenis tari klasik. Bentuk pola lantai tari Jaran Kepang lebih sederhana dibandingkan bentuk pola lantai tari Bedhaya.
Pola lantai yang berbentuk garis horisontal pada tari Jaran Kepang tidak mempunyai maksud apa pun. Pola lantai tersebut hanya merupakan bentuk garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari. Sebaliknya, pola lantai pada tari Bedhaya mempunyai maksud. Pola lantai tari Bedhaya pada Gambar 10 dikenal dengan nama rakit lajur. Pola lantai rakit lajur bermaksud menggambarkan lima unsur yang ada pada diri manusia, yaitu cahaya, rasa, sukma, nafsu, dan perilaku.
Kita dapat membandingkan pola lantai tari Jaran Kepang dan Bedhaya seperti dalam tabel berikut.
No comments:
Post a Comment