SEMARANG, suaramerdeka.com - Praktik perjokian dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013 telah di antisipasi oleh panitia pusat dan disosialisasikan ke masing-masing PTN. Adapun, dalam pengelolaan dan pelaksanaan proses seleksi tersebut berpedoman pada prosedur operasional baku (POB) yang ditetapkan panitia SBMPTN pusat.
Pelaksana tugas (Plt) Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Dr Agus Wahyudin mengatakan, dalam seleksi masuk PTN seluruh aspek pendaftaran hingga pelaksanaan atau saat ujian berpedoman pada POB. Pedoman itu sendiri ditetapkan oleh panitia seleksi pusat dan bertanggung jawab pada forum rektor se-Indonesia.
''Perjokian sudah diantisipasi secara dini, termasuk di Unnes sendiri. Kita pun dapat mengingat bagaimana praktik perjokian dapat tertangkap saat ujian SNMPTN 2010 lalu di Unnes. Upaya kecurangan tersebut dapat tercium, karena kewaspadaan pengawas dalam mengawasi ujian,'' ungkapnya.
Diketahui, sebelum pelaksanaan ujian SBMPTN panitia selalu memberikan pengarahan kepada pengawas. Dan hal itu dilakukan secara berulang setiap tahunnya agar dapat melaksanakan pengawasan yang efektif, namun memberikan suasana nyaman pada peserta saat ujian.
Agus menjelaskan, untuk mengantisipasi peserta dari praktik perjokian pihak panitia juga telah menetapkan aturan. Diantaranya, tidak boleh membawa buku atau alat komunikasi model apapun yang berguna untuk mempermudah perjokian. Selain itu, dalam ujian tersebut juga terdapat beberapa varian soal sehingga tidak memungkinkan bagi peserta untuk berbuat curang.
''Gerak peserta pun akan dijaga ketat karena pengawas akan mengawasi peserta dalam jumlah terbatas. Paling tidak 10 peserta akan diawasi oleh satu pengawas,'' kata Pembantu Rektor I Bidang Akademik Unnes itu.
No comments:
Post a Comment