REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) kembali digelar. Sebanyak 37.682 peserta mengikuti ujian seleksi tersebut di Kota Bandung.
Mereka akan mengikuti ujian tertulis yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada hari Selasa (18/6/2013) dan Rabu (19/6). Mereka akan bersaing ketat untuk masuk ke perguruan tinggi negeri pilihannya.
Pada pelaksanaan SBMPTN di Kota Bandung, ada 19 peserta yang masuk kategori berkebutuhan khusus. Mereka di antaranya peserta tuna netra, tuna rungu, tuna daksa dan peserta yang sakit atau kecelakaan.
Para peserta berkebutuhan khusus ini menjalani ujian tulis di Labtek V Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl Ganeca, Kota Bandung. Dalam mengerjakan soal ujian mereka ditemani oleh pendamping untuk membatu membacakan soal dan mengisi jawaban.
Salah satu peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Yaya Firmansyah (17 tahun) asal Kabupaten Sukabumi datang dengan menggunakan kursi roda, Peserta yang memilih jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu mengaku optimis lulus SBMPTN. Ia ingin membuktikan bahwa siswa berkebutuhan khusus pun mampu bersaing dengan peserta lain.
Mereka akan mengikuti ujian tertulis yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada hari Selasa (18/6/2013) dan Rabu (19/6). Mereka akan bersaing ketat untuk masuk ke perguruan tinggi negeri pilihannya.
Pada pelaksanaan SBMPTN di Kota Bandung, ada 19 peserta yang masuk kategori berkebutuhan khusus. Mereka di antaranya peserta tuna netra, tuna rungu, tuna daksa dan peserta yang sakit atau kecelakaan.
Para peserta berkebutuhan khusus ini menjalani ujian tulis di Labtek V Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl Ganeca, Kota Bandung. Dalam mengerjakan soal ujian mereka ditemani oleh pendamping untuk membatu membacakan soal dan mengisi jawaban.
Salah satu peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Yaya Firmansyah (17 tahun) asal Kabupaten Sukabumi datang dengan menggunakan kursi roda, Peserta yang memilih jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu mengaku optimis lulus SBMPTN. Ia ingin membuktikan bahwa siswa berkebutuhan khusus pun mampu bersaing dengan peserta lain.