Allah Swt. dan rasul-Nya menganjurkan umat Islam bertoleransi dalam bidang
ef="http://pondok.omasae.com/" target="_blank">muamalah, yaitu hal-hal yang
menyangkut kemanusiaan dan tolong-menolong. Misalnya bersama-sama membangun jemb
atan, menengok ketika ada yang jatuh sakit, bergotong royong membangun rumah, me
nolong pemeluk agama lain yang tertimpa musibah, dan kegiatan masyarakat lainnya
.
Mode OK Rek&n
bsp;| tyle="list-style: none; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align
: baseline;" /> Ok Rek | Testimoni | ="." src="http://data.duwur.com/Produk.gif" style="list-style: none; margin: 0px
; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;" />Standar Ukuranpan style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Arial,
Sans-erif; font-size: 12px; text-align: center;"> |
g alt="." src="http://data.duwur.com/gamismodern.gif" style="list-style: none; m
argin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;" /> Rese
ller |Hal ini dicontohkan Rasulullah yang menghormati jenazah Yahudi yang lewat
dihadapannya. Namun, dalam bertoleransi kita tidak boleh mencampuradukkan masala
h akidah. Akidah merupakan bagian esensial atau inti dari suatu agama. Agar tida
k terjadi kebiasaan mencampuraduk akidah Allah menurunkan Surah al-Kafirun [109]
sebagai pedoman dalam bertoleransi tersebut.
Orang-orang kafir mengutus beberapa utusan untuk berdialog dan berkom
promi dengan Nabi Muhammad saw. Dialog ini dimaksudkan untuk menjatuhkan Nabi Mu
hammad dan agar kaum muslimin kembali pada ajaran nenek moyang atau menyembah be
rhala. Dalam dialog ini kaum kafir mengusulkan kepada Rasulullah saw. untuk berk
ompromi dengan cara berganti-ganti praktik ibadah. Selama satu tahun kaum kafir
akan
mengikuti Rasulullah> menyembah Allah Swt. Pada tahun berikutnya Rasulullah dan umat Islam yang meng
ikuti kaum kafir menyembah berhala. Allah Swt. menurunkan Surah al-Kafirun [109]
ayat 1–6 untuk menjawab kompromi yang diajukan oleh orang-orang kafir. Surah al
-Kafirun [109] merupakan penegasan larangan mencampuradukkan akidah dan keimanan
Islam dengan ajaran agama lain.
Kemurnian akidah Islam harus dijaga.
Inilah kandungan pertama Surah al-Kafirun [109], yaitu ikrar kemurnian tauhid.
Tidak ada yang dapat menyamai kebenaran akidah Islam. Oleh karena itu, Allah Swt
. melarang hamba-Nya mencampuradukkan akidah dan keimanan yang ia anut dengan ke
yakinan umat lain. Kandungan kedua Surah al-Ka-firu-n [109] adalah ikrar penolak
an terhadap semua bentuk praktik peribadatan kepada selain Allah Swt. yang dilak
ukan oleh orang-orang kafir. Islam menganjurkan umatnya bertoleransi. Akan tetap
i, jika sudah menyangkut masalah akidah, keimanan, dan ibadah Islam tidak lagi m
engenal toleransi. (Hamka. 2004. Halaman 288–289)
Keragaman dan perbe
daan keyakinan merupakan realita yang tidak dapat ditolak. Keragaman dan perbeda
an secara realita akan tetap ada hingga akhir dunia. Perhatikan firman Allah Swt
. berikut.
Artinya:
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadi
kan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. (<
b>Q.S. Hud [11]: 118)
Ayat keenam
Surah al-Kafirun [109] menegaskan bahwa bagimu ag
amamu dan bagiku agamaku. Ayat ini menyatakan ikrar dan ketegasan sikap setiap m
uslim terhadap orang kafir. Islam tidak mengenal toleransi atau kompromi dalam b
idang akidah dan ibadah. Islam melarang pencampuradukan akidah Islam dengan agam
a lain. Tauhid tidak dapat dicampuradukkan dengan syirik.
"text-align: justify;">Secara umum Surah al-Kafirun [109] mengandung makna toler
ansi terhadap agama lain dan kepercayaannya. Toleransi ini berarti pengakuan ten
tang adanya realita perbedaan agama dan keyakinan, bukan pengakuan pembenaran te
rhadap agama dan keyakinan selain Islam. Islam adalah agama yang benar dan tidak
ada yang dapat menyamai syariat Islam. Surah al-Kafirun [109] merupakan pedoman
bagi umat Islam dalam bersikap menghadapi perbedaan yang ada. Selain itu, Surah
al-Kafirun [109] ayat 1–6 juga merupakan pedoman dalam meletakkan hubungan sosi
al. Perbedaan agama dan keyakinan tidak menutup jalan untuk tolong-menolong. Per
bedaan agama dan keyakinan tidak menjadi alasan untuk bermusuhan.