MENULIS dan MENDISEMINASIKAN LAPORAN
PENELITIAN TINDAK KELAS
A. BERBAGAI KETENTUAN DALAM PENULISAN LAPORAN PTK
Untuk menulis sebuah laporan penelitian, kita harus mengikuti berbagai ketentuan dalam objektivitas penulisan karya ilmiah karena penelitian merupakan salah satu contoh karya ilmiah.
PENELITIAN TINDAK KELAS
A. BERBAGAI KETENTUAN DALAM PENULISAN LAPORAN PTK
Untuk menulis sebuah laporan penelitian, kita harus mengikuti berbagai ketentuan dalam objektivitas penulisan karya ilmiah karena penelitian merupakan salah satu contoh karya ilmiah.
Dalam menulis laporan penelitan, kita harus memperhatikan tiga ketentuan, yaitu :
1. Etika penulisan laporan penelitian
Dalam etika penulisan karya ilmiah / laporan penelitian ada beberapa butir atau komponen yang perlu diperhatikan, yang semuanya berkaitan dengan hak, kewajiban dan tanggung jawab serta merupakan aturan yang harus diikuti oleh para penulis karya ilmiah / laporan penelitian. kompoen tersebut antara lain :
a. Kejujuran
Informasi atau data yang disampaikan dalam laporan haruslah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. jangan secara sengaja memanipulasi informasi atau data, sehingga informasi atau data yang terkomunikasikan lewat laporan berbeda dari data yang sebenarnya. selanjutnya, sumber informasi atau sumber data harus disampaikan atau dicantumkan dengan benar, jelas serta dengan teknik yang benar.
b. Objektivitas
Data yang sudah dikumpulkan harus ditafsirkan secara objektif tanpa mempertimbangkan tingkat keberhasilan penelitian. objektivitas yang tinggai akan mencerminkan hasil penelitian yang benar-benar sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, sedangkan objektivitas yang rendah akan menurunkan harkt penelitian tersebut, disamping hasil penelitian yang dikomunikasikan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Data yang sudah dikumpulkan harus ditafsirkan secara objektif tanpa mempertimbangkan tingkat keberhasilan penelitian. objektivitas yang tinggai akan mencerminkan hasil penelitian yang benar-benar sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, sedangkan objektivitas yang rendah akan menurunkan harkt penelitian tersebut, disamping hasil penelitian yang dikomunikasikan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Pengutipan
Sebagaimana sudah diuraikan diatas, kejujuran juga tercermin dalam cara mengutip pendapat orang lain. Jika mengutip pendapat orang lain, baik dalam bentuk kutipan langsung atau hanya mengambil inti sari dari pendapat yang disajikan, maka sumber kutipan tersebut harus dicantumkan secara jelas. jika sumber tidak dicantumkan, anda dapat dituntut oleh pemilik ide tersebut.
2. Penggunaan bahasa tulis.
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang memungkinkan orang berbagai ilmu, pengalaman, termasuk hasil-hasil penelitian. Ada empat kaidah bahasa yang sangat menentukan kualitas laporan, yaitu :
Sebagaimana sudah diuraikan diatas, kejujuran juga tercermin dalam cara mengutip pendapat orang lain. Jika mengutip pendapat orang lain, baik dalam bentuk kutipan langsung atau hanya mengambil inti sari dari pendapat yang disajikan, maka sumber kutipan tersebut harus dicantumkan secara jelas. jika sumber tidak dicantumkan, anda dapat dituntut oleh pemilik ide tersebut.
2. Penggunaan bahasa tulis.
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang memungkinkan orang berbagai ilmu, pengalaman, termasuk hasil-hasil penelitian. Ada empat kaidah bahasa yang sangat menentukan kualitas laporan, yaitu :
a. Pilihan kata
Dalam memilih kata / istilah minimal ada dua hal yang perlu kita jadikan pegangan. pertama, kita harus memperhatikan apakah bentuk kata tersebut baku atau tidak. kedua, ketepatan makna, yaitu kata / istilah yang kita pilih harus mempunyai makna yang tepat sesuai dengan ide / hal yang ingin kita ungkapkan.
Dalam memilih kata / istilah minimal ada dua hal yang perlu kita jadikan pegangan. pertama, kita harus memperhatikan apakah bentuk kata tersebut baku atau tidak. kedua, ketepatan makna, yaitu kata / istilah yang kita pilih harus mempunyai makna yang tepat sesuai dengan ide / hal yang ingin kita ungkapkan.
b. Struktur kalimat
Struktur atau susunan kalimat sangat menentukan pemahaman orang yang membaca kalimat tesebut. upayakan agar struktur kalimat mengikuti kaidah bahasa tulis dan gunakan kalimat yang lugas, sehingga mudah ditangkap maksudnya. sebuah kalimat pada dasarnya terdiri dari subyek, predikat, obyek, dan keterangan. kerancuan sering terjadi karena penulis tidak memperhatikan struktur kalimat.
Struktur atau susunan kalimat sangat menentukan pemahaman orang yang membaca kalimat tesebut. upayakan agar struktur kalimat mengikuti kaidah bahasa tulis dan gunakan kalimat yang lugas, sehingga mudah ditangkap maksudnya. sebuah kalimat pada dasarnya terdiri dari subyek, predikat, obyek, dan keterangan. kerancuan sering terjadi karena penulis tidak memperhatikan struktur kalimat.
c. Pengembangan paragraph,
Paragraf merupakan ungkapan satu kesatuan ide, gagasan atau pikiran yang padu. ungkapan ini dapat terdiri dari satu sampai beberapa kalimat tergantung dari luas tempatnya ide, gagasan atau pikiran yang diungkapkan. Paragraph bukan kumpulan kalimat, tetapi susunan kalimat yang padu yang masing-masing mempunyai peran atau fungsi dalam membentuk keutuhan ide, gagasan atau pikiran yang diungkapkan. jika salah satu dihilangkan pada keutuhan ide, gagasan atau pikiran akan terganggu.
Paragraf merupakan ungkapan satu kesatuan ide, gagasan atau pikiran yang padu. ungkapan ini dapat terdiri dari satu sampai beberapa kalimat tergantung dari luas tempatnya ide, gagasan atau pikiran yang diungkapkan. Paragraph bukan kumpulan kalimat, tetapi susunan kalimat yang padu yang masing-masing mempunyai peran atau fungsi dalam membentuk keutuhan ide, gagasan atau pikiran yang diungkapkan. jika salah satu dihilangkan pada keutuhan ide, gagasan atau pikiran akan terganggu.
d. Ejaan
Ejaan yang disempurnakan (EYD) sudah diperkenalkan lebih dari 30 tahun. namun, dalam penerapannya masih banyak kesalahan ejaan dalam berbagai tulisan, termasuk dalam karya ilmiah.
Kesalahan penulisan yang masih sering ditemukan antara lain sebagai berikut.
Ejaan yang disempurnakan (EYD) sudah diperkenalkan lebih dari 30 tahun. namun, dalam penerapannya masih banyak kesalahan ejaan dalam berbagai tulisan, termasuk dalam karya ilmiah.
Kesalahan penulisan yang masih sering ditemukan antara lain sebagai berikut.
1) Membedakan penulisan kata depan dan awalan.
Kata depan (ke dan di) ditulis terpisah dengan kata yang diikuti, sedangkan awalan (ke dan di) ditulis menyatu dengan kata yang diikuti.
Contoh (ke dan di) sebagai awalan.
Benar Salah
dimakan di makan
dibaca di baca
ditulis di tulis
keluar (lawan dari masuk) ke luar
dan sebagainya.
Contoh ke dan di sebagai kata depan
Benar Salah
ke atas keatas
ke bawah kebawah
ke desa kedesa
di kampong dikampung
di sekolah disekolah
dan sebagainya.
Kata depan (ke dan di) ditulis terpisah dengan kata yang diikuti, sedangkan awalan (ke dan di) ditulis menyatu dengan kata yang diikuti.
Contoh (ke dan di) sebagai awalan.
Benar Salah
dimakan di makan
dibaca di baca
ditulis di tulis
keluar (lawan dari masuk) ke luar
dan sebagainya.
Contoh ke dan di sebagai kata depan
Benar Salah
ke atas keatas
ke bawah kebawah
ke desa kedesa
di kampong dikampung
di sekolah disekolah
dan sebagainya.
2) Menulis kata majemuk yang mendapat awalan dan akhiran.
Kata majemuk yang mendapat awalan dan akhiran ditulis sebagai satu kata.
Contoh.
Benar Salah
Pertanggungjawaban pertanggung-jawaban
Dibolakbalikan dibolak-balikan
Ditandatangani ditanda-tangani
3) Memulihkan kata-kata serapan ditulis sesuai dengan bahasa yang menjadi sumber serapan.
Contoh penulisan kata-kata serapan.
Benar Salah
analisis analisa
sintesis sintesa
system sistim
jadwal jadual
3. Ketentuan Teknis
Dalam menulis laporan, kita juga harus mengikuti berbagai ketentuan teknis, yang akan membuat laporan tersebut menjadi menarik untuk dibaca serta mudah dipahami. ketentuan teknis tersebut tentu banyak sekali, namun dalam makalah ini kita hanya akan membahas tiga hal, yaitu : penomoran, cara mengutip, serta huruf, margin dan spasi.
Kata majemuk yang mendapat awalan dan akhiran ditulis sebagai satu kata.
Contoh.
Benar Salah
Pertanggungjawaban pertanggung-jawaban
Dibolakbalikan dibolak-balikan
Ditandatangani ditanda-tangani
3) Memulihkan kata-kata serapan ditulis sesuai dengan bahasa yang menjadi sumber serapan.
Contoh penulisan kata-kata serapan.
Benar Salah
analisis analisa
sintesis sintesa
system sistim
jadwal jadual
3. Ketentuan Teknis
Dalam menulis laporan, kita juga harus mengikuti berbagai ketentuan teknis, yang akan membuat laporan tersebut menjadi menarik untuk dibaca serta mudah dipahami. ketentuan teknis tersebut tentu banyak sekali, namun dalam makalah ini kita hanya akan membahas tiga hal, yaitu : penomoran, cara mengutip, serta huruf, margin dan spasi.
a. Sistematika Penomoran
Satu penulisan atau pemaparan akan lebih mudah kita cerna jika jelas urutannya atau alurnya. hubungan atau alur ini dapat digambarkan dengan berbagai cara seperti dengan menggunakan subtopik, kata penghubung atau kalimat pengantar. semua penanda ini akan menjadi efektif jika tulisan tersebut tidak terlampau panjang. jika tulisan ini cukup panjang, lebih-lebih jika berupa sebuah buku, kita memerlukan satu cara yang dapat membantu pembaca untuk memahami hubungan atau kaitan bagian yang satu dengan bagian yang lain. hubungan atau kaitan ini biasanya digambarkan dengan penomoran.
Agar penomoran ini mudah dipahami, biasanya disusun dalam bentuk sistem, sehingga disebut sebagai sistematika penomoran.
Ada beberapa cara penomoran yang dapat digunakan oleh penulis untuk menunjukan hubungan bagian-bagian tertentu tulisannya. ada penomoran yang menggunakan angka, abjad atau campuran dari keduanya, dan ada pula yang menggunakan sistem digit.
Satu penulisan atau pemaparan akan lebih mudah kita cerna jika jelas urutannya atau alurnya. hubungan atau alur ini dapat digambarkan dengan berbagai cara seperti dengan menggunakan subtopik, kata penghubung atau kalimat pengantar. semua penanda ini akan menjadi efektif jika tulisan tersebut tidak terlampau panjang. jika tulisan ini cukup panjang, lebih-lebih jika berupa sebuah buku, kita memerlukan satu cara yang dapat membantu pembaca untuk memahami hubungan atau kaitan bagian yang satu dengan bagian yang lain. hubungan atau kaitan ini biasanya digambarkan dengan penomoran.
Agar penomoran ini mudah dipahami, biasanya disusun dalam bentuk sistem, sehingga disebut sebagai sistematika penomoran.
Ada beberapa cara penomoran yang dapat digunakan oleh penulis untuk menunjukan hubungan bagian-bagian tertentu tulisannya. ada penomoran yang menggunakan angka, abjad atau campuran dari keduanya, dan ada pula yang menggunakan sistem digit.
1) Menggunakan angka (arab) dan titik (sistem digit)
Cara penomoran ini menggunakan angka arab untuk memberi nomor, baik untuk bagian-bagian yang setara maupun untuk subbagian. secara umum, sistem digit akan terlihat sebagai berikut.
dari bagan tersebut diatas dapat dilihat bahwa penomoran yang digunakan memanfaatkan angka dan titik untuk menunjukan hubungan antar topik yang sejajar dan topik yang merupakan subbagian. dengan demikian nomor 1, 2 dan 3 menandakan nomor topik yang sejajar, sedangkan nomor mulai dua digit dan seterusnya menggambarkan nomor bagian atau subbagian. dengan cara ini pembaca akan segera tahu hubungan antara uraian yang satu dengan yang lain.
Cara penomoran ini menggunakan angka arab untuk memberi nomor, baik untuk bagian-bagian yang setara maupun untuk subbagian. secara umum, sistem digit akan terlihat sebagai berikut.
dari bagan tersebut diatas dapat dilihat bahwa penomoran yang digunakan memanfaatkan angka dan titik untuk menunjukan hubungan antar topik yang sejajar dan topik yang merupakan subbagian. dengan demikian nomor 1, 2 dan 3 menandakan nomor topik yang sejajar, sedangkan nomor mulai dua digit dan seterusnya menggambarkan nomor bagian atau subbagian. dengan cara ini pembaca akan segera tahu hubungan antara uraian yang satu dengan yang lain.
2) Campuran Angka dengan Huruf
Cara penomoran ini menggunakan angka Romawi sebagai nomor bab, Huruf kapital sebagai nomor subbab, angka arab sebagai nomor anak subbab dan seterusnya.
Jika topik yang benomor angka Arab mempunyai sub atau anak lagi, nomor yang digunakan adalah huruf kecil. contoh :
I.
A.
1.
a. huruf kecil
setelah huruf kecil digunakan, angka dengan tanda kurung separuh, dan setelah itu huruf kecil dengan tanda kurung separuh.
I.
A.
1.
a.
1) angka dengan tanda kurung separuh
a) huruf kecil dengan tanda kurung separuh
selanjutnya angka Arab dan huruf kecil dengan tanda kurung penuh.
secara lengkap, cara penomoran ini kelihatan sebagai berikut.
I.
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a)
contoh diatas memberi gambaran secara utuh cara penomoran menggunakan campuran angka dan huruf.
b. Teknik pengutipan
Jika kita mencantumkan pendapat orang dalam laporan, maka sumber kutipan haruslah dicantumkan secara jelas dengan cara yang tepat. teknik penulisan sumber kutipan disesuaikan dengan jenis kutipan. Ada dua cara yang menunjukan cara mengutip.
1) Penulis menyatakan pendapat seseorang dengan kalimat sendiri, dan
2) Kutipan dengan menandai bagian yang dikutip dengan tanda kutip (“….”) pada awal dan akhir kutipan.
c. Huruf, Margin dan Spasi
Jenis dan besar huruf serta spasi, demikian pula jarak (margin) kiri kanan sangat berpengaruh terhadap penampilan suatu tulisan. oleh karena itu sebaiknya kita gunakan aturan standar. huruf yang biasa digunakan adalah Times New Roman atau Arial dengan Font size sebesar 12. jarak dari piggir kertas (margin) yaitu: margin kiri sekitar 4 cm, margin kanan sebesar 3 cm, margin atas 4 cm dan margin bawah 3 cm sedangkan spasi yang digunakan adalah 1,5.
Dengan mencermati dan menerapkan ketentuan-ketentuan teknis diatas, laporan yang kita buat akan menjadi lebih menarik untuk dibaca.
B. MENDISEMINSIKAN LAPORAN PTK
1. Hakikat Diseminasi
Arti harfiah dari kata diseminasi adalah menyebarluaskan. pada umumnya yang disebarluaskan tersebut terkait dengan informasi, baik itu berupa berita, hasil penelitian, pengumuman, atau jenis informasi lain yang dianggap penting dan hangat.
Tujuan diseminasi antara lain agar apa yang disebarluaskan tersebut diketahui orang banyak, terutama oleh mereka yang memerlukannya. setelah informasi tersebut diketahui, pihak yang mengetahuinya tentu akan melakukan suatu tindak lanjut. Artinya, diseminasi tidak berhenti dengan sudah tersebarluasnya informasi.
Dalam kaitan dengan desiminasi laporan PTK, sasaran desiminasi pada umumnya terbatas pada para guru dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan. Laporan PTK perlu didesiminasikan agar para guru lain mengetahui apa yang sudah pernah dikerjakan oleh sejawatnya dalam upaya memperbaiki pembelajaran.
2. Cara Mendiseminasikan Laporan PTK
Laporan PTK dapat didesiminasikan melalui berbagai cara, antara lain melalui media cetak dan pertemuan tatap muka. Penyebarluasan melalui media cetak dapat dilakukan misalnya dengan mengubah laporan PTK menjadi sebuah artikel yang dapat dikirim ke jurnal ilmiah atau jurnal lain yang banyak dibaca oleh guru.
Penyebaran laporan PTK melalui pertemuan tatap muka, dapat dilakukan secara terbatas dan secara luas. pertemuan tatap muka terbatas misalnya terjadi secara personal antara peneliti dengan teman akrab seprofesi dalam sebuah diskusi kelompok kecil. kelompok kecil ini dapat membahas laporan PTK yang sudah ditulis dan tidak tertutup kemungkinan diskusi ini akan menjadi sangat menarik. Disamping tatap muka secara terbatas, laporan tatap muka juga dapat didesiminasikan dalam pertemuan tatap muka yang lebih besar, seperti rapat guru, Forum Pemantapan Kerja Guru (PKG), Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau dalam bentuk seminar yang lebih besar.
Laporan PTK dapat didesiminasikan melalui berbagai cara, antara lain melalui media cetak dan pertemuan tatap muka. Penyebarluasan melalui media cetak dapat dilakukan misalnya dengan mengubah laporan PTK menjadi sebuah artikel yang dapat dikirim ke jurnal ilmiah atau jurnal lain yang banyak dibaca oleh guru.
Penyebaran laporan PTK melalui pertemuan tatap muka, dapat dilakukan secara terbatas dan secara luas. pertemuan tatap muka terbatas misalnya terjadi secara personal antara peneliti dengan teman akrab seprofesi dalam sebuah diskusi kelompok kecil. kelompok kecil ini dapat membahas laporan PTK yang sudah ditulis dan tidak tertutup kemungkinan diskusi ini akan menjadi sangat menarik. Disamping tatap muka secara terbatas, laporan tatap muka juga dapat didesiminasikan dalam pertemuan tatap muka yang lebih besar, seperti rapat guru, Forum Pemantapan Kerja Guru (PKG), Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau dalam bentuk seminar yang lebih besar.
a. Rapat Guru
Pada umumnya, rapat guru diadakan secara rutin di sekolah, baik pada awal semester atau dijadwalkan secara khusus. dalam rapat guru yang mengagendakan masalah peningkatan kualitas pembelajaran, anda dapat meminta agar salah satu acara rapat adalah membahas laporan PTK yang telah anda kerjakan. Dalam rapat tersebut anda dapat menyampaikan garis besar laporan anda, memberi tekanan terhadap apa yang sudah dicapai dan kelemahan apa yang masih muncul dalam PTK yang anda lakukan. Penyampaian laporan singkat ini dapat diikuti oleh diskusi yang mengasikan. sehingga tindak lanjut dari laporan anda mngkin dirumuskan dalam rapat tersebut.
Pada umumnya, rapat guru diadakan secara rutin di sekolah, baik pada awal semester atau dijadwalkan secara khusus. dalam rapat guru yang mengagendakan masalah peningkatan kualitas pembelajaran, anda dapat meminta agar salah satu acara rapat adalah membahas laporan PTK yang telah anda kerjakan. Dalam rapat tersebut anda dapat menyampaikan garis besar laporan anda, memberi tekanan terhadap apa yang sudah dicapai dan kelemahan apa yang masih muncul dalam PTK yang anda lakukan. Penyampaian laporan singkat ini dapat diikuti oleh diskusi yang mengasikan. sehingga tindak lanjut dari laporan anda mngkin dirumuskan dalam rapat tersebut.
b. PKG dan MGMP
Kedua wadah pertemuan guru ini sebenarnya mempunyai fungsi yang sama, yaitu berbagi pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika PKG merupakan wadah bagi para guru SD yang berdekatan (mungkin dalam satu kecamatan) untuk bertemu dan membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan pembelajaran, maka MGMP merupakan wadah guru yang memegang mata pelajaran yang sama. Diseminasi laporan PTK secara tatap muka dalam kedua wadah ini akan memungkinkan diskusi menjadi sangat menarik karena memang tujuan kedua forum ini adalah mencari upaya untuk mengoptimalkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas.
c. Seminar
Seminar merupakan satu forum yang memberi kesempatan bagi anda untuk mendesiminasikan laporan PTK, ataupun mendengarkan laporan orang lain. Seminar ilmiah sangat bermanfaat bagi setiap orang yang mau meningkatkan wawasannya sesuai dengan bidang yang sedang ditekuninya.
Penyajian laporan PTK dalam sebuah seminar dapat dikombinasikan dengan topik-topik lain yang relevan, sesuai dengan tema seminar. Sebagai pembicara, penulis laporan harus menyiapkan bahan sajian, biasanya berupa garis besar / kata-kata yang dikemas dalam bentuk Power Point, baik penyajian menggunakan Over Head Projector (OHP), maupun menggunakan LCD.
Jika seminar dapat dibudayakan, maka jalan menuju guru yang professional yang mampu mengembangkan diri akan semakin terbuka.
Sumber : Modul UT Penelitian Tindakan Kelas
No comments:
Post a Comment